ANIES AKAN DIUSUNG PDIP, QUO VADIS SUARA UMAT ISLAM DI PILKADA JAKARTA?
ANIES AKAN DIUSUNG PDIP, QUO VADIS SUARA UMAT ISLAM DI PILKADA JAKARTA?
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Jakarta. 26 Agustus 2024
Santer kabar Anies Baswedan akan diusung PDIP maju Pilkada Jakarta. Meski sebelumnya Partai Buruh dan Partai Hanura menyatakan mengusung Anies, namun dua Parpol ini tetap tak memiliki nilai dalam Pencalonan Pilkada Jakarta karena keduanya tidak memiliki kursi.
PDIP dengan 15 kursinya, sebelum putusan MK No. 60 juga tak bisa membeli tiket Pilkada Jakarta. Namun, pasca putusan MK PDIP bisa mengusung calon meski hanya sendiri, karena syarat minimum Pilkada Jakarta hanya 7,5 % atau 8 kursi.
Pasca PKS merapat ke Kubu KIM Plus mengusung Ridwan Kamil & Suswono, banyak pemilih Anies yang komplain. PKS dianggap pragmatis, tak konsisten, karena meninggalkan Anies.
Namun, bagaimana kalau nantinya Anies diusung PDIP? Apakah pemilih dan pendukung Anies juga akan pragmatis? Tetap mendukung Anies, kendati dulu PDIP mengusung Ahok sang penista Agama? Kendati dulu PDIP yang mengusung Jokowi dan nyaris 9 tahun, membekingi kezaliman Jokowi?
Dalam perjuangan, yang dituntut konsisten di jalan kebenaran bukan hanya parpol, rakyat dan pemilih juga harus konsisten. Saat dulu Pemilu 2019 umat Islam mengharamkan partai penista Agama, dan berjanji menenggelamkan siapapun yang diusung, hari ini pun harus konsisten.
Rakyat dan pemilih tidak boleh hanya menuntut partai konsisten, sementara dirinya sendiri pragmatis. Saat Anies diusung PDIP, tetap dipilih dengan alasan maslahat, maka sebenarnya sikap ini tidak jauh beda dengan sikap PKS yang mendukung RK-Siswono atas dalih yang sama.
Dukungan dasarnya harus syariat, bukan maslahat. Alasan maslahat, sebenarnya adalah alasan materi berupa uang, kekuasaan dan jabatan yang dibungkus dengan redaksi ‘maslahat’.
Kalau rakyat taklid buta kepada politisi, maka rakyat tidak bisa mengontrol politisi untuk konsisten. Sebaliknya, rakyat hanya akan dipermainkan oleh politisi.
Gerakan umat Islam yang saat Pilpres 2019 mendukung Prabowo, 2024 mendukung Anies, dan saat Pilkada kembali mendukung calon Pilkada Jakarta yang diusung PDIP, maka sebenarnya tidak ada bedanya. Rakyat tidak akan cerdas, akan terus dipermainkan oleh politisi dan partai.
Karena itu, umat Islam harus loyal hanya kepada Islam dan konsisten menapaki jalan Islam dengan terikat pada hukum Syara’. Jika tidak ada calon yang ideal, umat Islam harus golput untuk menghindari beban dosa jariyah, dari tanggungjawab kekuasaan yang merusak.
Sebaliknya, umat Islam harus konsisten menapaki jalan Islam. Yakni, dakwah untuk menyeru umat menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah. Allahu Akbar ! .