PeristiwaPress Release

Breaking News Gunung Ijen Naik Status Menjadi Waspada, Pendaki Dan Wisatawan Diminta Segera Menjauhi Kawah

Breaking News Gunung Ijen Naik Menjadi Waspada, Pendaki Dan Wisatawan Diminta Segera Menjauhi Kawah

 

Jakarta, 13 Juli 2024

 

Gunungapi Ijen secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi,dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.

 

Erupsi Gunung Ijen sejak tahun 1900 berupa letusan-letusan freatik yang bersumber dari danau kawah. Erupsi freatik pada tahun 1993 menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian 1000 m. Pada tahun 2011 – 2012 juga mengalami peningkatan aktivitas berupa kenaikan kegempaan dan suhu air danau.

Pada tahun 2017 terjadi tiga kali semburan gas (CO2 outburst). Pada tahun 2018 juga terjadi tiga kali semburan gas (CO2 outburst), yaitu pada tanggal 10 Januari 2018, 19 Februari 2018 dan 21 Maret 2018 merupakan semburan gas yang cukup besar yang diikuti oleh kejadian aliran gas menyusuri lembah Sungai Banyu Pait hingga mencapai jarak lebih dari 7 km. Peningkatan kegiatan terakhir terjadi pada 17 Januari 2020, berupa kenaikkan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal.

 

Sebagaimana keterangan tertulis dari Badan Geologi, Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Secara visual Pada periode 1 Januari 2024 hingga 12 Juli 2024 Gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut.

 

Teramati asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga badai,angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, selatan dan barat. Pada pengukuran tanggal 30 Juni 2024,suhu air kawah di permukaan 34 °C. Asap solfatara putih tebal dengan tekanan lemah hingga sedang. Bau gas belerang tercium sedang. belirang merica terlihat di pinggir danau. Jarak pintu air/dam dengan air danau kawah lk. 13,6 Meter.

 

Sementara itu, Pada periode 1 Januari 2024 hingga 12 Juli 2024 gempa Hembusan terekam 424 kali, gempa Tremor Non-Harmonik sebanyak 12
kali , 3 kali gempa Tornillo, 8 kali gempa Low Frequency, 259 kali gempa Vulkanik Dangkal, 25 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa
Tektonik Lokal, 4 kali gempa Terasa, skala II hingga III MM, 294 kali gempa Tektonik Jauh, 192 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-7 mm, dominan 3 mm. Sementara itu,Jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun,sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.

 

 

Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan, hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau. Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul, tulis laporan Badan Geologi,Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada hari Jum’at (12/7/2024).

 

 

Dalam laporan tersebut juga mengungkap,Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian “outburst gas” atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen, gas yang menyembur tersebut terutama adalah CO². Gas CO² ini mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga CO² yang keluar akibat letusan/semburan ini,cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018.

 

Sedangkan, Secara visual warna air kawah normal (hijau toska), tidak terjadi perubahan warna air kawah, tidak nampak adanya bualan gas di permukaan air, suhu air kawah
masih normal yaitu 34° C.

 

Untuk Jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal, hal tersebut terjadi pada periode 1 Juni 2024 sampai 12 Juli 2024.

Rekaman Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) pengukuran amplitudo seismik absolut rata-rata dalam interval waktu tertentu sejak 1 Januari 2023 menunjukkan pola yang berfluktuasi dan cenderung meningkat meskipun kecil. Energi seismik secara umum berfluktuatifdan perlahan meningkat sejak 2023, namun pada tanggal 12 Juli peningkatan energi
yang signifikan teramati bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor Menerus,Meskipun pada umumnya kegempaan berfluktuasi normal, namun sejak tanggal 12 Juli 2024 pukul 17:00 sampai 21:00 WIB rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm. Dan sejak sekitar pukul 21:10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude > 46 mm (overscale).

 

Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen pada saat ini adalah adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.

 

Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024 tersebut, tingkat aktivitas Gunung Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12
Juli 2024 pukul 22:00 WIB.

 

Dengan dinaikannya status Gunung Ijen dari level I (Normal) menjadi Level II (Waspada), Badan Geologi,Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah Rekomendasi yakni : Masyarakat disekitar Gunung Ijen dan pengunjung/wisatawan/penambang agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen serta tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.

 

Lalu, Masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.

Yang selanjutnya, Jika tercium bau gas yang menyengat dihimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut).

Untuk Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, dan BKSDA agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari,Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur atau Pusat Vulkanologi dan MItigasi Bencana Geologi-Badan Geologi.

 

Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Ijen melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store atau melalui website magma.esdm.go.id, vsi.esdm.go.id dan geologi.esdm.go.id serta media sosial PVMBG (Facebook, Instagram dan Twitter pvmbg_).

Tingkat aktivitas Gunung Ijen akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya
belum dikeluarkan.

Pdf Kenaikan Status Gunung bisa dilihat pada link dibawah ini

965_Laporan_Kenaikan_Tingkat_AktivitasG_Ijen_dari_Level_I_Normal

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button