ZIG-ZAG PKS YANG HAMPIR BIKIN BLUNDER
ZIG-ZAG PKS YANG HAMPIR BIKIN BLUNDER
Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Bandung, 26 Juni 2024
Keputusan PKS memasangkan Anies-Sohibul Iman menjadi surprise , karena dua hari sebelumnya baru membuat keputusan kalau PKS akan menyagubkan Sohibul Iman.
Keputusan PKS kembali mengusung Anies bisa jadi karena melihat banyaknya protes dari para kader dan pendukungnya, atau ini bagian dari strategi PKS sekedar test the water.
PKS tidak mungkin meninggalkan Anies, karena keduanya saling membutuhkan sebagai mutualistic symbiosis.
Naiknya suara PKS di berbagai daerah, terutama di Jakarta dan lebih istimewa sebagai partai pemenang, tidak terlepas karena sebagai pengusung Anies di Pilpres. Semua partai pengusung Anies (Nasdem, PKS, dan PKB) dapat coctail effect (efek ekor jas), dengan kenaikan perolehan suara di Pileg sehingga perolehan kursi di DPR naik. Semuanya karena Anies effect.
Jangan sampai PKS meninggalkan Anies, ibarat kacang lupa akan kulitnya. Keputusan PKS tidak mencalonkan Anies tapi malah mencalonkan Sohibul Iman, menimbulkan banyak tanda tanya. Akankah Sohibul Iman mau melawan Anies di Pilgub Jakarta ?
Semula masyarakat bertanya-tanya : sedang punya rencana apakah PKS dengan tidak mengusung Anies? Apakah :
Pertama, PKS tergoda dengan tawaran cawagub dukungan Prabowo dan Jokowi ?.
Jika koalisi partai-partai pendukung rezim Jokowi (KIM) masih didukung Jokowi, tawaran cawagub dari KIM (cagub RK) adalah sebuah jebakan bagi PKS yang bertujuan hanya ingin mengadu domba dan memecah belah kesolidan pendukung Anies, yaitu pendukung militan dengan pendukung Anies yang ragu-ragu. Atau, Jokowi dan Prabowo memang mau menghancurkan PKS dari dalam dengan iming-iming cawagub, menteri, bahkan dana yang sangat besar sebagai pengganti Pilpres? Akankah PKS mulai berubah filosofi perjuangannya ?
Bagaimanapun dan dengan cara apa pun niat Jokowi dipoles, cagub pilihan Jokowi bakal enjoy saja jika harus berkubang kecurangan, kebohongan, dan manipulasi, suatu hal yang bertentangan dengan prinsip kebenaran yang selama ini dijunjung tinggi oleh PKS.
Kedua,Anies punya masalah dengan PKS ?
Sulit mencari alasan kalau PKS harus berpisah dengan Anies. Mengapa ? Karena selama ini prinsip perjuangan PKS dengan Anies itu sama : kebenaran, kejujuran, transparansi, keadilan, kesetaraan, kesejahteraan, dan ditegakkannya hukum secara profesional, jujur, dan adil.
Jika PKS tidak sejalan lagi dengan Anies, hanya ada dua kemungkinan : Anies yang mulai melenceng atau PKS yang mulai tergiur jabatan duniawi.
Ketiga, Test the water
Sebegitu cepat PKS merubah keputusan, kemungkinan besar keputusan pertama dengan mencalonkan Sohibul Iman sebagai cagub, hanya sebatas test the water (tes ombak). Ternyata respon dan reaksi para pendukung, baik pendukung Anies maupun PKS luar biasa, mereka sangat marah dengan keputusan PKS menyagubkan Sohibul Iman. PKS dianggap telah “mengkhianati’ Anies yang telah membantu menjadi partai pemenang di propinsi DKI Jakarta, dengan meraih 18 kursi.
Kenyataan kalau para pendukung PKS dan Anies sangat militan, DPP PKS langsung banting steer dengan membatalkan pencaguban Sohibul Iman dan DPP memutuskan menyagubkan Anies dan Sohibul Iman sebagai cawagub.
PKS hampir blunder jika tidak segera banting steer. Tapi suara PKS masih kurang jika tidak didukung partai lain. PKS harus berkoalisi dengan partai lain, minimal satu partai. Tanpa koalisi Anies gagal maju nyagub.
Partai manakah yang berkoalisi dengan PKS ? Kita tunggu perkembangan berikutnya.