MARI BERGERAK REBUT KEMENANGAN YANG TELAH DIRAMPAS JOKOWI
MARI BERGERAK REBUT KEMENANGAN YANG TELAH DIRAMPAS JOKOWI
MARI BERGERAK REBUT KEMENANGAN YANG TELAH DIRAMPAS JOKOWI
Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Bandung, 26 Maret 2024
Saat ini adalah momen yang sangat krusial dalam meraih kemenangan.
Pasukan kebatilan dan kecurangan (hizbusysyaithan) yang dimotori oleh Yusril terus meningkatkan kekuatan dan melakukan konsolidasi untuk mempertahankan kecurangan dan berani menyerang tim kebenaran dan anti kecurangan yang dipimpin oleh Ary Yusuf dan Hamdan Zoelva.
Jika mereka para pembela kecurangan ditolong oleh Iblis laknatullah , tim kebenaran insya Allah akan ditolong oleh Allah. Untuk memancing pertolongan Allah, harus ada pengorbanan yang memadai dari rakyat Indonesia, khususnya umat Islam pendukung kebenaran.
Mari kita susun barisan para pejuang fie sabilillah. Allah perintahkan orang beriman untuk bergerak berjuang membela kedaulatan negara dari tangan para oligarki taipan dan China komunis.
Bergerak sekarang, atau penindasan akan terus berlangsung.
Tahun 2024 adalah tahun penentuan : apakah akan berubah secara radikal ke jalur yang benar, ataukah negara ini akan terus dijajah dan dikendalikan oleh oligarki taipan dan China komunis.
Oligarki taipan dan China komunis telah menguasai hampir semua sektor : ekonomi, dunia usaha, sosial, dan politik. Para pejabat negara telah berada di bawah kendali oligarki taipan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Oleh karena itu, jika rakyat Indonesia bodoh dan lemah, jangan lagi berangan-angan ingin merdeka dan memperbaiki nasib. Semuanya sudah terlambat, semuanya sudah dalam genggaman mereka.
Indonesia bakal terjajah dalam waktu yang sangat lama. Para pendukung 02 bakal menyesal dan meratapi diri, kecuali para elit pengkhianat yang rakus dan egois, karena mereka tidak bakal merasakan penderitaan rakyat. Rakyat yang bodoh semakin bodoh, yang miskin semakin sengsara.
Semua janji manis semasa kampanye tinggallah janji (kosong). Tidak akan terjadi kesejahteraan ASN, Para Guru, dan pejabat di desa. Semuanya hanya “omon-omon”.
Oleh karena itu, ibarat kata pepatah ;
Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna
Bergerak untuk menggapai perubahan sebelum semuanya akan hancur lebur.
Bandung, 16 Ramadhan 1445