DaerahPeristiwa

“Demo Di Depan Kantor DPRD Surakarta, Massa Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) Solo Raya, Membakar Keranda Mayat Jokowi”

"Demo Di Depan Kantor DPRD Surakarta, Massa Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) Solo Raya, Membakar Keranda Mayat Jokowi"

“Demo Di Depan Kantor DPRD Surakarta, Massa Gerakan Penegakan  Kedaulatan Rakyat (GPKR) Solo Raya, Membakar Keranda Mayat Jokowi”

Solo,15 Maret 2024

Hari ini Jum’at (15/3/2024), Gerakan Penegakan  Kedaulatan Rakyat (GPKR) Solo Raya mengelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Surakarta (Solo).

Berdasarkan pantauan redaksi persuasi.id aksi yang mulai sekitar jam 13:30 wib tersebut dimulai dengan longmarch dari depan PPTA (Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an) Amal Sahabat Al Azhar Syifa Budi, Jl. Laksda Adi Sucipto menuju kantor DPRD Surakarta yang berjarak kurang lebih 400 meter.

Dalam aksi longmarch tersebut,massa membawa spanduk yang bertuliskan Aksi Damai Warga Solo Raya Tolak Pemilu Curang Dukung Hak Angket Makzulkan Jokowi.

selain itu,Masa aksi juga membawa keranda mayat yang ditempeli foto Presiden Jokowi,serta replika pocong sebagai simbol matinya demokrasi.

Membawa Alat Masak,massa Meneriakkan Turunkan Jokowi.

Massa aksi juga meneriakkan “Turun…turun…turunkan Jokowi..turunkan Jokowi sekarang Juga” ,sembari memukulkan alat masak berupa penggorengan,panci,dll.

Sesampainya didepan gerbang kantor DPRD Surakarta, sempat terjadi perdebatan antara massa aksi dengan petugas keamanan. Massa menghendaki mereka dapat masuk ke depan gedung DPRD Surakarta,namun pihak keamanan mengatakan bahwa sudah ada perwakilan yang akan melakukan audensi dengan anggota DPRD Surakarta.

Perwakilan Massa Aksi diterima oleh pimpinan & anggota DPRD Surakarta.

Sementara massa aksi melakukan orasi di depan kantor DPRD Surakarta, sejumlah perwakilan massa diterima oleh pimpinan & anggota DPRD.

Perwakilan dari GPKR Solo Raya ,melakukan audensi. Pihak GPKR Solo Raya yang hadir pada audensi tersebut diantaranya M.Taufik, Rus Utaryono, Tresno Subagyo , Endro Sudarsono, ust. Shobarin Syakur, Yusuf Suparno, Wandi, Salman, Khotibul Umam, Ahmad Sigid,ust Mala, Siti Fadhilah, Agus dll. Mereka diterima oleh pimpinan & anggota Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo ( PDIP), Wakil Ketua DPRD Kota Solo Sugeng Riyanto (PKS), Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) YF Sukasno, dan Ketua Komisi I DPRD Kota Solo Suharsono.

Dalam audensi tersebut,mereka mendesak Pimpinan dan Anggota
DPRD Kota Surakarta untuk :

1. Membuat Pernyataan bahwa Pemilu Presiden tahun 2024 telah berjalan
dengan penuh kecurangan dan menolak hasil Pemilu Presiden yang
curang.

2. Menandatangani Pernyataan Mendesak Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) untuk segera menggelar Sidang Hak Angket
mengusut tuntas kecurangan Pemilu yang terstruktur, sistematis dan
masif.

3. Mendesak MPR RI segera melakukan Sidang Istimewa untuk memakzulkan Presiden Jokowi, jika Presiden Jokowi tidak mengundurkan diri dari Jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Para pimpinan & anggota DPRD Surakarta, diminta untuk menandatangani pernyataan dukungan yang berisi tiga tuntutan tersebut.

Pimpinan DPRD Kota Surakarta Temui Massa Aksi.

Usai melakukan Audensi ,Perwakilan GPKR Solo Raya & Pimpinan DPRD Kota Surakarta menemui massa yang sedang melakukan orasi.

Mereka lalu bergabung dengan para pengunjuk rasa dan ikut naik ke mobil orasi. Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo,membacakan tuntutan pokok massa, tiga tuntutan tersebut diberi nama “TRITURA 2024”.

Budi Prasetyo,mengatakan menerima aspirasi yang disampaikan para pengunjuk rasa.

Satu, tolak kebrutalan dan kebiadaban Pemilu 2024. Dua, dukung hak angket DPR RI untuk membongkar praktik kecurangan Pilpres 2024 yang terstruktur, sistemik, dan masif. Tiga, Jokowi segera mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI, ujar Budi sembari membacakan isi pernyataan.

Aksi tersebut juga diwarnai beberapa perwakilan massa yang mengusung keranda mayat dan membawa replika pocong sebagai simbol matinya demokrasi. Setelah itu, mereka membakar ban dan keranda mayat tersebut di depan kantor DPRD Kota Solo.

“Demo Di Depan Kantor DPRD Surakarta, Massa Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) Solo Raya, Membakar Keranda Mayat Jokowi”,Jum’at(15/3/2024).

Koordinator aksi Abi Ibrahim Hasmi menyatakan aksi itu sebagai ungkapan keprihatinan masyarakat terhadap matinya demokrasi. Mereka mengajukan tiga tuntutan utama yang dituangkan dalam Tritura 2024.

Keranda artinya kematian demokrasi. Bahwa demokrasi di negara kita sudah hilang, sudah hancur, sudah habis, ungkap Abi.

Aksi yang berjalan dengan lancar itu, berakhir sekitar jam 15:35 wib,massa aksi meninggalkan DPRD Surakarta dengan tertib.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button