Opini

Jimly Asshiddiqie: Usulan Hak Angket Pemilu Sulit Terwujud, Hanya Gertak Sambal.,Damai Hari Lubis : Jimly Apakah Ada Maunya?

Jimly Asshiddiqie: Usulan Hak Angket Pemilu Sulit Terwujud, Hanya Gertak Sambal.,Damai Hari Lubis : Jimly Apakah Ada Maunya?

Jimly Asshiddiqie: Usulan Hak Angket Pemilu Sulit Terwujud, Hanya Gertak Sambal.,Damai Hari Lubis : Jimly Apakah Ada Maunya?

 

Jakarta, 22 Februari 2024

 

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie memandang, usulan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal menggulirkan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu, sulit terealisasi. Alasannya, waktu untuk menggulirkannya tidak cukup.

Ia menyebut apa yang dilakukan Ganjar hanya gertak belaka, untuk menjaga muka atas raihan suara di posisi buncit dalam kontestasi Pilpres 2024. “Hak angket itu kan hak, interpelasi hak angket, penyelidikan, ya waktu kita 8 bulan ini sudah nggak sempat lagi ini cuma gertak-gertak politik saja,” kata Jimly usai rapat pimpinan Dewan Pertimbangan MUI di gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024), sebagaimana dikutip dari inilah.com

Jimly mengatakan, tuduhan kecurangan yang disuarakan pihak yang kalah. Selain itu, fakta di lapangan setiap kecurangan yang terjadi tidak hanya merugikan salah satu paslon saja, tapi merugikan semua paslon. Ia menilai tuduhan kecurangan selalu terjadi di setiap pemilu sejak tahun 2004.

“Ada kasus di sana itu menguntungkan paslon 01, ada kasus di sana itu menguntungkan paslon 02, tapi di sebelah sana ada lagi 03. Jadi itu tidak bisa dituduh terstruktur langsung dari atas ada perintah nggak,” tutur dia.

Sebelumnya, Ganjar mendesak dua partai politik pengusungnya, yakni PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menggulirkan usulan hak angket di DPR RI, guna mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu.

 

Sebelumnya, Ganjar mendesak dua partai politik pengusungnya, yakni PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menggulirkan usulan hak angket di DPR RI, guna mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu.

Apabila hak angket dianggap sulit terwujud, Ganjar pun menyiapkan alternatif lain, yakni hak interpelasi. Usulan ini, diklaimnya bukan saja karena kepentingan pribadinya saja tapi juga bagian dari menyuarakan keresahan para relawan dan masyarakat yang kerap mengirimkan sejumlah foto, dokumen serta video temuan kecurangan di lapangan.

“Jika DPR tak siap dengan hak angket, saya mendorong penggunaan hak interpelasi DPR untuk mengkritisi kecurangan pada Pilpres 2024,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Ganjar menyadari suara partai pengusungnya tak cukup di DPR. Oleh karena itu, ia berharap dukungan dari partai politik pengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk mengajukan hak angket dan interpelasi.

Dia menjelaskan, dengan keterlibatan Partai NasDem, PKS, PKB, serta PDIP dan PPP, maka hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan pemilu dapat digolkan oleh lebih dari 50 persen anggota DPR. “Makanya kita harus membuka pintu komunikasi dengan partai pendukung Anies-Muhaimin,” ujar Ganjar

Menanggapi itu, Anies menyebut partai di Koalisi Perubahan, yakni PKB, NasDem, dan PKS, akan siap bekerja sama. “Gini, ketika kita mendengar akan melakukan, kami melihat itu ada inisiatif yang baik dan ketika Pak Ganjar menyampaikan keinginan untuk melakukan angket itu, Fraksi PDI Perjuangan adalah fraksi yang terbesar. Kami yakin bahwa Koalisi Perubahan, Partai NasDem, PKB, PKS, akan siap untuk bersama-sama,” kata Anies di Yusuf Building Law Firm, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

 

Terkait hal tersebut, Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212 Damai Hari Lubis menyampaikan pendapatnya.

 

Jimly apakah ada maunya kepada 02 atau kepada Jokowi ?. Kata Damai kepada redaksi persuasi.id pada hari Kamis (22/2/2024) malam.

 

Ini Jimly bicara sebagai anggota yudikatif apa sebagai anggota legislatif ( DPD RI ) apa sebagai pribadi, atau apakah sebagai seorang pendukung 02?, Atau sebagai seorang yang “memanasi” ( “mengompori” ) suasana saja atau sekedar meledek partai PDIP karena 03 merasa dicurangi?. Kata Damai.

 

Sounding Jimly tidak pantas, tidak hormati hak PDIP dan pandang sebelah mata seorang Mega , selaku Ketum PDIP, ujar Damai.

 

Sebaiknya, Megawati buktikan kepada Jimly bahwa PDIP partai besar dan punya pengaruh kepada partai partai yang di Senayan, termasuk partai koalisi pendukung 01 dan rakyat pada umumnya Lintas Sara, dan selaku tokoh yang serius menolak hak – hak demokrasi bangs ini yang secara substantif di rampok oleh para mafia pemilu 2024,ujar Pria yang biasa disapa “DHL” tersebut.

Kami, masyarakat menunggu bahwa PDIP, tidak sekedar gertak sambal, tutup dia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button