Opini

Surveyor Rekayasa Turut Andil Kecurangan

Surveyor Rekayasa Turut Andil Kecurangan

Surveyor Rekayasa Turut Andil Kecurangan

 

Damai Hari Lubis ( Pengamat Hukum Mujahid 212 )

 

Jakarta, 17 Januari 2024

 

 

Ada beberapa tim survey terkait pilihan warga masyarakat peserta pemilu pilpres/ capres- cawapres antara 01 , 02 dan 03, hasil dari tim survey dimaksud selalu saja salah satu pasangan yang itu – itu juga, namun penuh rekayasa, seakan selalu unggul jauh.

Bahkan selalu diatas 50 % lebih suara didapat oleh “kontestan pemberi order”, namun hasil survey pesanan tersebut sungguh berbeda dengan fakta di lapangan, karena survey sesuai angka pesanan ( order rekayasa ) untuk selalu unggul.

Padahal jauh menyolok hasil dari bakal calon pemilih kontestan dari survey orderan, tim survey orderan rekayasa sangat jauh kalah jumlahnya dibawah dari masyarakat yang hadiri pasangan kontestan diluar daripada hasil tim survey rekayasa, atau justru bukan pasangan kontestan hasil dari yang tim survey orderan yang unggul, hal penilaian yang kontradiksi jumlah ini, justru hasil estimasi berdasarkan visual atau fisik yang hadir pada saat kampanye dari ketiga kontestan 01 , 02 dan 03

Maka survey yang penuh rekayasa ini adalah alibi yang berencana untuk penghitungan kecurangan, atau perilaku jahat untuk gambarkan seolah olah adalah menjadi fakta penghitungan kemenangan yang penuh kecurangan, namun sejak dini sudah dilakukan kecurangan by system ( komputerisasi ) dalam 1 putaran. Pola bakal kecurangan atau kejahatan pemilu ini tentunya dilakukan secara Terstruktur, Sistematis dan Masiv / TSM. Dan salah satu kaki tangannya adalah tim surveyor yang hasilnya direkayasa.

Kemudian oleh kelompok tertentu yang mempunyai segala fasiltas ( power, finance dan kekuasaan ) lalu dengan kekuasaannya akan melegitimasi kemenangan pemilu pilpres curang yang cukup satu putaran.

Maka masyarakat yang inginkan pemilu pilpres jurdil dan rahasia serta terbebas dari intervensi dan pengaruh kekuasaan, wajib waspada, dalam arti rakyat harus siap – siap melakukan perlawanan dengan segala upaya hukum yang ekstra radikal, terhadap hasil kecurangan dari kontestan yang hasilnya selau tinggi namun beda dengan kenyataan penghitungan suara di setiap TPS di tanah air atau berbeda dengan kehendak rakyat yang sebenarnya sesuai pencoblosan kertas yang asli hasil pemilu 14 Februari 2024. Bisa jadi yang disetorkan ke KPU bukan kertas yang berasal dari TPS yang disediakan oleh KPPS yang resmi dan sah.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button