Para Politisi “All Broken” ( Merespon Kebingungan Publik )
Para Politisi "All Broken" ( Merespon Kebingungan Publik )
Para Politisi “All Broken” ( Merespon Kebingungan Publik )
Oleh : Damai Hari Lubis ( Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212)
Jakarta, 17 Januari 2024
Publik banyak yang bingung kok Moh. Mahfud Md bakal Cawapres 03 lawan daripada pasangan 02 Prabowo – Gibran?, namun Mahfud tetap bertahan dalam posisi sebagai pembantu Jokowi dalam kabinet Indonesia Maju. Sehingga Mahfud harus tetap menjalankan semua apa yang diperintahkan Jokowi, walau bisa jadi merupakan perintah yang tidak populer dimata publik, sehingga menggerus popularitas dirinya dan efeknya tentu ke Ganjar sebagai pasangan capres 03.
Maka , sebuah kewajaran jika publik kebingungan, disatu posisi Mahfud adalah Cawapres lawan, disatu sisi adalah menjadi pengikut setia Jokowi ? Mahfud wajib menerima dan menjalankan perintah Jokowi yang nyata cawe – cawe mendukung pasangan 02 ( Gibran dan Prabowo ).
Selebihnya yang dapat dipertanyakan, karena pemerintahan harus berjalan, dalam hal ini, Kemenkopolhukam, lalu apakah semua pekerjaan birokrasi Mahfud dikerjakan oleh wakilnya di Kementrian ?,Bukankah Mahfud tetap mesti mengawasi fungsi utamanya yang dikerjakan oleh bawahannya ?, Apakah bisa fokus dengan agenda kampanye dan pemenangan 03 yang waktunya justru amat singkat menuju Pilpres 14 Februari 2024?.
Sehingga paling tidak dalam praktiknya, hanya seolah netralitas sebagai pembantu setia Jokowi, namun dengan pola cawe – cawe Jokowi yang faktual selaku tuan Presidennya dan juga sebagai lawannya. Sehingga tentu implicated gembosi Ganjar Pranowo dan dirinya sendiri selaku pasangan.
Tampilan Diskursus politik macam apa ini memang perlu dipertanyakan oleh publik karena tidak cakap dijadikan role model politik ?
Sebaliknya logikanya, yakin Jokowi merasa nyaman dengan perilaku ambigu Mahfud ? Karena jika dirasakan membarier Jokowi. Tentu dengan alas hak prerogatif, secepat kilat Jokowi selaku presiden meresapel Mahfud.
Jika pun Mahfud menganggap dapat berlaku netral oleh Jokowi. Kok Mahfud nya mau ?
Pola netral atau pembiaran dalam pola politik kontemporer. Hal ini merupakan preseden bagi pemikiran seorang Jokowi. Jokowi memang biasa melakukan hal-hal model politik jenis spesial ala Jokowi. Polanya adalah memcontohkan para pembantunya melanggar adab politik ( kebohongan publik ) dan atau perilaku pembiaran terhadap perilaku keliru dari para pejabat publik dikabinetnya atau dibawah kementerian.
Pola pembiaran dengan motiv “menjerat” ini pun sudah menjadi “ruang pengamatan publik” , karena pola jerat ini, nampak dilakukan Jokowi kepada Airlangga Hartarto, ZulHas, Tito, Puan dan Ganjar, dan lainnya. Ini rahasia umum karena cukup transparansi dimata publik.
Sehingga secara garis politik, manufer kaki dua 03 mudah ditebak, tentu langkah safety player. Mereka para tokoh politisi dibelakang 03. Sepertinya tetap berharap jika 02 menang, diajak turut serta. Dan latar belakang tokoh- tokoh politik yang andai memang terjerat tali leher, juga terselamatkan. Jadi politik 03 subtantif dimata publik “All Broken”.
Politik edukatif terhadap publik hanyalah apa yang ditampil dan suguhkan oleh AMIN( Anies Baswedan – Muhaimin ) termasuk mayoritas pendukung AMIN walau berkesan ” cukup terlalu sabar “.
Selanjutnya, publik hanya dapat mengikuti dan monitoring perkembangan daripada realitas gejala gejala politik. Lebih dari itu, publik tidak akan mampu berbuat apa – apa, ” semua ” terkait regulasi kegiatan penyelenggaraan pemilu pilpres, sudah ” terkondisikan oleh sebuah power kekuasaan “. Oleh karenanya publik tidak dapat melakukan intervensi, terhadap tampilan perilaku Jokowi dan Mahfud. Karena stakeholder dari partai – partai berikut ” keuntungannya ” sudah preparing “.
Sehingga Publik tidak kuasa paksakan untuk berbuat yang ideal dari sisi pandang moralitas dalam berpolitik.
Jika konsisten inginkan perubahan, maka publik bijaksana untuk fokus menangkan Anies dan kawal suara kemenangan AMIN di wilayah masing – masing TPS dan pastikan setelahnya jangan sampai lengah, ” *_bergadang serta jangan pernah berkedip_* ” sesuai sinyal, red bip dari Rocky Gerung pada Malam, 11 Januari 2024. Saat Rocky diminta sambutan oleh panitia di Graha Raya Bintaro, Tangerang Selatan, Banten mendampingi ekonom piawai dan vokal tanah air, M.Said Didu.