Teori Pentingnya Merebut Kekuasaan
Oleh : Damai Hari Lubis (Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212)
Jakarta, 28 September 2023
Adapun kekuasaan menurut Ibnu Khaldun ialah kekuatan yang lahir dari kolektifitas atau solidaritas dan keyakinan yang dibentuk oleh agama. Sementara bentuk sebuah negara bergantung pada sistem yang berlaku atau tidak bisa lepas dari kekuasaan yang tengah mendominasi di sebuah era dan zaman.
Ibn Khaldun terkenal dengan teorinya, “tingkat keberadaan kekayaan” bisa menentukan kelas sosial dan kekayaan itu terbagi-bagi di masyarakat, yang akhirnya membentuk derajat atau status sosial dalam interaksi kehidupan sosialnya.
Namun kembali faktor keimanan pada sebuah agama yang amat penting, sebagai kewajiban untuk berbuat dan atau tidak berbuat karena ada ancaman yang mendoktrin jiwa seluruh ummat bangsa ini ( para pemeluk multi agama ), maka sekurang – kurangnya sebuah negara Indonesia yang lahir melalui sejarah nusantara yang dimotori dan digalang oleh mayoritas para ulama, melahirkan nilai hormat kepada pancasila sebagai dasar negara, sehingga punya rasa takut jika melanggar akan sistim hukum dan kepastian hukum yang bersumber daripada 5 Sila, bukan penafsiran yang dipaksa miniatur oleh BPIP tangan kiri Jokowi, dengan metode mimikri menjadi eka sila atau gotong royong, namun pemaksaan oleh Jokowi melalui tangan kirinya tersebut, dipaksa aborsi oleh organisasi ulama, tangan kanan ummat ( MUI ). Karena buah pikir eka sila, dicurigai lahir akibat samenleven, hubungan gelap antara generasi asal anak cucu Para Pelaku dan simpatisan Gerakan 30 September 1965.
Maka mayoritas bangsa berkaca dengan pola leadership dan sistim kontemporer, mestinya kapok, 7 turunan, tanpa perlu mandi 7 sumur model rara-isme, sehingga pemilu pilpres 2024 nalar sehat harus merebut dan mendapatkan puncak kursi kekuasaan, dengan mendudukkan individu bakal capres yang moralitasnya tinggi; jujur, punya bakat kepemimpinan, cerdas, tegas dan adil, agar role model bagi aparatur dan ummat bangsanya, dan dapat memaksa kaum the have/ the rich tidak hobi memperalat aparatur penguasa serta memaksa para pelanggar hukum dengan due procces dan equal dan bakal pemimpin tentunya bukan yang mirip dan atau simpati terhadap tingkah laku dan kepemimpinan Jokowi..