PROFESOR ITU TETAP TEGUH, TETAP TAK LELAH MENGABDI UNTUK NEGERI, TETAP RADIKAL (RAMAH TERDIDIK DAN BERAKAL)
PROFESOR ITU TETAP TEGUH, TETAP TAK LELAH MENGABDI UNTUK NEGERI, TETAP RADIKAL (RAMAH TERDIDIK DAN BERAKAL)
PROFESOR ITU TETAP TEGUH, TETAP TAK LELAH MENGABDI UNTUK NEGERI, TETAP RADIKAL (RAMAH TERDIDIK DAN BERAKAL)
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Semarang, 5 Mei 2023
Sudah lebih dari tiga tahun, penulis tak mengunjungi beliau. Walaupun, dalam sejumlah agenda baik online maupun offline sering bercengkrama. Seorang Profesor yang dituduh anti Pancasila, padahal telah mengajarkannya untuk kurun waktu nyaris seperempat abad.
Ya, beliau adalah Profesor Suteki. Guru Besar Hukum & Masyarakat dari Universitas Diponegoro, Semarang. Pelanjut tahta nasab dari Trah Hukum Progresif karya Prof Satjipto Raharjo.
Saat di Solo (5/5), penulis merasa rugi jika hanya menyerahkan memori banding Gus Nur ke Pengadilan Tinggi Semarang melalui Pengadilan Negeri Surakarta. Segera, penulis menelpon beliau. Dan alhamdulillah, beliau ada waktu kosong untuk dikunjungi.
Sebelumnya, penulis juga menelpon DR Muhammad Taufik. Advokat Solo yang terkenal paling ‘galak’, yang konsen mengadvokasi kasus-kasus keumatan.
“Pak Taufik, Panjenengan ada dirumah atau dikantor? saypa mau silaturahmi syawal” ucap penulis melalui sambungan telepon.
“Mas Ahmad, saya sedang mengajar di Unisula. Bagaimana?” Jawabnya.
“Ya Sudah, kita ketemu dirumah Prof Suteki ya, tadi beliau sudah oke, menunggu ba’da ashar” penulis tegaskan.
Akhirnya, kami sepakat bertemu di kediaman Prof Suteki di Banyumanik. Dan alhamdulillah, akhirnya kami bertemu. Selain dengan Pak Taufik, penulis didampingi Pak Huda, Ustadz Tri dan Akhi Fikri.
Seperti biasa, kita selalu cipika cipiki saat bersalaman. Segera saja, kopi jahe nikmat dihidangkan. Wah, rasanya pas sekali setelah lelah perjalanan dari Solo ke Banyumanik.
Kami berdiskusi tentang isu hukum, politik, hingga soal Pilpres 2024. Tak lupa, juga membahas kasus Andi Pangerang Hasanudin yang mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah. Kebetulan, Prof Suteki juga diundang TV untuk mendiskusikan isu ini.
Sebagai penganut Mahzab Hukum Progresif, Prof Suteki memberikan pandangannya terhadap kasus tersebut. DR Taufik juga ikut menyampaikan pendapat, juga menceritakan tentang dukungannya pada proses hukum terhadap Andi P Hasanudin dan Prof Thomas Jamaluddin.
Kami juga bernostalgia tentang cerita sejumlah diskusi hukum yang kami lakukan bersama di Jawa Timur. Teringat durian perlawanan dan Cak Slamet Sugiyanto, Presiden PKAD.
Pokoknya, bahagia sekali penulis dapat bersilaturahmi syawal di kediaman beliau. Prof Suteki, juga masih tetap sepeti dulu. Tetap teguh, tetap tak lelah menyuarakan nurani dengan ilmu hukumnya untuk menerangi negeri. Negeri yang nyaris gelap gulita, karena hilangnya cahaya hukum. Yang ada, hanya belantara kegelapan dibawah kendali kesombongan kekuasaan.
Dan yang pasti, beliau tetap radikal. Ramah, Terdidik dan Berakal.,